Berikut beberapa kesenian/budaya khas daerah
Kalimantan Selatan yang pada masa sekarang ini tampaknya sudah menjadi
asing bagi masyarakatnya sendiri. Untuk itu di sini aku akan memberikan sedikit gambaran dari kesenian-kesenian/budaya-budaya tersebut agar setidaknya kita (khususnya masyarakat Kal-Sel), masih bisa mengenal, mencintai, melestarikan dan mengembangkan kesenian/budaya khas daerah kita yaitu Kalimantan Selatan.
MADIHIN
Madihin
(berasal dari kata madah dalam bahasa Arab yang berarti "nasihat", tapi
bisa juga berarti "pujian") adalah sebuah genre puisi dari suku Banjar.
Puisi rakyat anonim bergenre Madihin ini cuma ada di kalangan etnis
Banjar di Kalsel saja. Sehubungan dengan itu, definisi Madihin dengan
sendirinya tidak dapat dirumuskan dengan cara mengadopsinya dari khasanah di luar folklor Banjar.
Madah merupakan syair yang mempunyai rima yang sama pada suku akhir kalimat. Madah mengandung puji - pujian, nasehat atau petuah. Namun, dalam perkembangannya, humor atau lulucuan, sindiran yang sehat, juga disuguhkan oleh Pamadihinan (orang yang membawakan madihin).
Untuk bisa menjadi seorang Pamadihinan, seseorang harus (1) terampil
dalam hal mengolah kata sesuai dengan tuntutan struktur bentuk fisik
Madihin yang sudah dibakukan secara sterotipe, (2) terampil dalam hal
mengolah tema dan amanat (bentuk mental) Madihin yang dituturkannya, (3)
terampil dalam hal olah vokal ketika menuturkan Madihin secara hapalan (tanpa teks) di depan publik, (4) terampil dalam hal mengolah lagu ketika menuturkan Madihin, (5) terampil dalam hal mengolah musik penggiring penuturan Madihin (menabuh gendang Madihin), dan (6) terampil dalam hal mengatur keserasian penampilan ketika menuturkan Madihin di depan publik. Tak ketinggalan, Pamadihin juga harus terampil berimprovisasi yaitu secara spontan menciptakan syair tanpa persiapan terlebih dahulu (dadakan).
Pada masa sekarang jarang sekali ada orang yang berminat menjadi Pamadihinan. Apakah kesenian Madihin dapat tetap lestari ? Adakah orang yang masih mau meneruskan dan melestarikan kesenian Madihin ?
MUSIK PANTING
Musik
Panting adalah musik tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan.
Disebut musik panting karena didominasi oleh alat musik yang dinamakan
panting, yaitu sejenis gambus yang memakai senar (panting).
Pada
masa sekarang, generasi muda lebih memilih musik-musik modern seperti
band dan sebagainya. Akankah ada generasi muda yang peduli dan memilih untuk melestarikan kesenian khas daerahnya ini ?
MAMANDA
Mamanda adalah seni drama khas Kalimantan Selatan. Biasanya dalam Mamanda juga diselingi dengan tarian khas dan musik khasnya.
Sekarang sudah jarang sekali ditemui pertunjukkan seni Mamanda ini. Kalupun ada, mungkin jumlahnya sangat sedikit.
WAYANG KULIT BANJAR
Wayang
Kulit Banjar adalah wayang kulit yang berkembang dalam budaya suku
Banjar di Kalimantan Selatan maupun di daerah perantauan suku seperti di
Indragiri Hilir.
Sejarah
wayang kulit Banjar berwal dari dibawanya pengaruh wayang kulit Jawa
dari kerajaan Majapahit yang pada masa itu telah menguasai wilayah
Kalimantan Selatan. Majapahit menyebarkan pengaruh agama Hindu dengan
jalan pertunjukkan wayang kulit. Akan tetapi pada masa itu pertunjukkan
wayang kulit tersebut kurang dapat dinikmati oleh masyarakat Banjar
karena banyak menggunakan repertoar dan ideom-ideom jawa, yang sulit dipahami masyarakat setempat.
Pada
saat memudarnya kerajaan Majapahit dan mulai berdirinya Kerajaan Islam,
agama Islam mulai berkembang. Pertunjukkan wayang kulit mulai
diadaptasi dengan muatan-muatan lokal yang terus berlangsung sampai
akhirnya wayang kulit itu berubah dan sesuai dengan citra rasa dan estetika masyarakat Banjar.
Sekarang Wayang Kulit Banjar , telah menjadi seni pertunjukan yang berdiri sendiri dan memiliki ciri-ciri spesifik yang membedakannya dengan jenis wayang kulit lainnya, baik dari segi bentuk, musik/gamelan pengiring, warna , ataupun tata-cara memainkannya.
WAYANG GUNG
Wayang Gung adalah sejenis kesenian wayang orang pada suku Banjar di Kalimantan Selatan.
Wayang
Gung juga memiliki ciri khas yang membedakannya dengan wayang orang
lainnya, seperti musik pengiring, bahasa pengantar dalam pertunjukan,
dan sebagainya.
Selain beberapa kesenian khas Kalimantan Selatan di atas, masih ada beberapa kesenian/budaya khas Kalimantan Selatan yang sudah sangat jarang sekali ditemui dibandingkan dengan kesenian-kesenian di atas.
KUDA GEPANG
Kuda gepang merupakan tarian khas Kalimantan Selatan.
Kesenian ini sudah sangat jarang ditemui dan mungkin sangat asing bagi masyarakatnya sendiri.
BAUSUNG
Budaya usung adalah salah satu budaya unik yang tumbuh dan berkembang di Kalimantan Selatan.
Usung artinya gendong. Sepasang
mempelai sebelum disanding di pelaminan terlebih dahulu diusung oleh
dua orang penari. Diiringi gamelan, dua orang penari sambil menggendong
kedua mempelai menari mengikuti irama gamelan ditengah pandangan para
undangan yang menyaksikan acara tersebut.
Masa
sekarang, acara perkawinan lebih sering menyuguhkan pertunjukkan organ
tunggal, orkes dangdut, dan sebagainya. Namun, tradisi Bausung ini
sepertinya sudah dilupakan begitu saja. Jarang sekali ditemui acara
bausung di acara-acara perkawinan pada masa sekarang.
Demikian
beberapa gambaran kesenian/budaya khas Kalimantan Selatan yang sudah
asing di mata masyarakatnya sendri. Selain beberapa kesenian/budaya khas
Kalimantan Selatan di atas, masih ada beberapa lagi seperti Balamut,
Baayun Anak, dan sebagainya.
Kehidupan
kesenian/budaya khas Kalimantan Selatan sudah hampir tipis, bahkan
mengalami krisis kemusnahannya. Sebagian dari kesenian/budaya khas
Banjar sudah jarang ditampilkan dalam acara-acara hiburan hari-hari
besar atau acara perayaan daerah misalnya pada hari jadi kota, kabupaten
atau pun pada hari jadi provinsi. Bahkan, lomba-lomba kesenian/budaya
khas Banjar pun sudah jarang sekali dilaksanakan.
Hal itulah yang menyebabkan kesenian/budaya khas daerah Kalimantan Selatan dianggap asing di mata masyarkatnya sendiri.
Akhirnya
aku hanya bisa berharap semoga masih ada masyarakat Banjar yang mampu
menghargai, melestarikan, dan membanggakan kesenian/budaya daerahnya
sendiri, khususnya para generasi muda.
Semoga saja…!!!
(Mizmar Akromi, 2013, data diolah dari berbagai sumber)